Untuk mengklasifikasikan dalam
suatu kerangka kerja sehingga yang satu dapat ditetapkan barang dan jasa yang
bisa di-swastanisasikan (sektor swasta) dan yang mana yang merupakan sektor
publik, maka sifat barang dan jasa harus dianalisa. Ada dua dimensi penting yang digunakan untuk
mengklasifikasi jenis-jenis barang dan jasa:[1]
(a). Excludability.
Dalam hal dimensi excludability ini
mengacu pada suatu tingkat dimana barang dan jasa (atau manfaat yang diturunkan
dari barang dan jasa tersebut) dapat dikecualikan dari para pengguna barang dan
jasa yang tidak mampu membayarnya. Dengan kata lain, excludability mengacu pada kesanggupan pemilik atau penyedia barang
dan jasa untuk mengecualikan yang lain dari penggunaan barang dan jasa pada
saat ketentuan penggunaan tidak dapat disetujui pada pemilik atau penyedia
barang dan jasa. Barang dan
jasa dengan demikian dapat dikecualikan atau tidak dapat dikecualikan. Barang
dan jasa boleh dikecualikan, namun biaya pengecualian bisa tinggi dimana
pengecualian menjadi tidak layak secara ekonomi. Dalam kasus tersebut barang
dan jasa tersebut diperlakukan sebagai ”non
excludable”.
(b). Jointness
in consumption. Dalam hal dimensi jointness
in consumption ini mengacu pada suatu tingkat dimana suatu barang dan jasa
(atau manfaat yang diturunkan dari barang dan jasa tersebut) harus dikonsumsi
secara bersama. Apabila penggunaan atau konsumsi barang dan jasa oleh pengguna
membuatnya tidak mungkin untuk yang lainnya untuk menggunakan barang dan jasa,
maka jasa layanan tersebut dikonsumsi secara terpisah atau secara individual.
Barang dan jasa tersebut dikatakan sebagai “rivalry
in consumption”. Pada saat penggunaan barang dan jasa oleh seorang pengguna
tidak secara bersamaan menghindari penggunaan barang dan jasa yang sama atau
tidak mengurangi jumlah barang dan jasa yang digunakan oleh yang lainnya,
barang dan jasa tersebut dikatakan sebagai “jointly
consumed”.
Meskipun dua dimensi tersebut di atas
memperlihatkan pertentangan secara mencolok, pada kenyataannya kebanyakan
barang dan jasa masuk dalam kategori murni “individual”
dan murni “joint consumption”. Dalam
dua dimensi barang dan jasa tersebut satu dapat dibedakan dari empat tipe
barang dan jasa, yaitu:[2]
(a). Barang dan jasa swasta (private goods): barang dan jasa swasta adalah barang dan jasa yang
murni dikonsumsi secara individu dimana pengecualian sangat mungkin – private goods are pure individually consumed
goods for which exclusion is completely feasible (contoh: pakaian, buah
apel, minuman botol soft-drink).
(b). Barang dan jasa komersial (toll goods): barang dan jasa komersial adalah barang dan jasa yang
murni dikonsumsi secara bersama dimana pengecualian sangat mungkin – toll goods are pure jointly consumed goods
for which exclusion is completely feasible (contoh: pipa air, bioskop,
taman hiburan).
(c). Barang dan jasa umum (common-pool goods): barang dan jasa umum adalah barang dan jasa
yang murni dikonsumsi secara individu dimana pengecualian adalah sangat tidak
mungkin – common pool goods are pure
individually consumed goods for which exclusion is completely infeasible (contoh:
udara, ikan di sungai, gas bawah tanah).
(d). Barang dan jasa kolektif (collective goods): barang dan jasa kolektif
adalah barang dan jasa yang murni dikonsumsi secara bersama dimana pengecualian
adalah sangat tidak mungkin – collective
goods are pure jointly consumed goods for which exclusion is completely
infeasible (contoh: pertahanan nasional, perlindungan polisi, kontrol
polusi udara).
Dr. Iwan E. Joesoef, SH., Sp.N., M.Kn
Gambar Nomor 2.5 (b)
Dimensi-dimensi barang dan jasa.
Dimension
|
Exclusion
|
||
Feasible
|
Infeasible
|
||
Consumption
|
Individual/ rival
|
(1) Private goods
|
(2) Common-pool goods
|
Jointly/ nonrival
|
(3) Toll goods
|
(4) Collective goods
|
(Sumber: Kraiyudht
Dhiratayakinant, Privatization: An
Analysis of the Concept and Its Implementation in Thailand,
Policy Study No.2, Bangkok:
The Thailand Development Research Institute Foundation, 1989.
, halaman 13).
Gambar Nomor 2.6
Perbandingan Private Goods dan Collective
Goods.
CHARACTERISTIC
|
PRIVATE
GOODS
|
COLLECTIVE GOODS
|
Consumption
|
Entirely by an individual
|
Joint and simultaneous by many people
|
Payment for Goods
|
Related to consumption; paid by consumer
|
Unrelated to consumption;
Paid by collective contributions
|
Exclusion of Someone who will not pay
|
Easy
|
Difficult
|
Measurement of Quantity and Quality of Goods
|
Easy
|
Difficult
|
Measurement of Performance of Goods Producer
|
Easy
|
Difficult
|
Individual Choice in Consuming or not
|
Yes
|
No
|
Individual Choice as to Quantity and Quality
of Goods Consumed
|
Yes
|
No
|
Allocation Decisions
|
Made by market mechanism
|
Made by political process
|
(Sumber: Savas, Emanuel S., Privatization, The Key To Better Government, New Jersey: Chatham House Publishers, Inc.,
1987, halaman 48).
[1] Kraiyudht Dhiratayakinant, Privatization: An Analysis of the Concept
and Its Implementation in Thailand,
Policy Study No.2 (Bangkok: The Thailand
Development Research Institute Foundation, 1989), 12.
[2] Ibid.,
13-14. Lihat Gambar Nomor 2.5 (b).
Untuk membedakan collective goods dan
private goods bisa dilihat Gambar
Nomor 2.6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar